Rabu, 15 Mei 2024

Kenali Tanda Jika Kehidupan Medsosmu Mengambil Alih Kehidupan Nyatamu

Ada begitu banyak jenis komunikasi yang bisa manusia usahakan dalam kehidupan sosialnya. Salah satunya adalah dengan menggunakan media sosial. Namun, apa jadinya jika alat komunikasi ini kemudian malah bergeser fungsi jadi empty box seseorang dimana ia bisa bebas menumpahkan segala keluh kesah, ekspresi diri, dan opini yang tak dapat ia tumpahkan di dunia nyata, maksud saya, dunia tempat ia berasal. Ruang kosong ini menjadi tempat ternyaman baginya sehingga apapun yang ia kerjakan seharian, empty box ini akan selalu menjadi bagian dari prioritas hidupnya.
Tak ada yang salah dengan kehadiran empty box seperti yang saya gambarkan di atas. Namun, sebagai manusia kita sebaiknya menyadari ada yang berubah pada cara kita hidup/berkomunikasi. Jika tidak ditangani dengan baik, seseorang bisa saja terjebak dalam ruang berpikir kamu sendiri sebebas-bebasnya hingga karakter selfish atau egois kamu mendominasi keseharian kamu. Aku selalu benar dengan pendapatku sendiri.
 Itu hanya salah satu contoh betapa media sosial yang merupakan ruang publik ini bisa menjebak kamu dalam pemikiran MR RIGHT kamu yang tak berujung dan tak bisa disangkal meski salah.
Medsos tak ubahnya seperti sistem obrolan internal di sebuah perusahaan dimana orang-orang dalam satu divisi bisa saling memberitahu kabar status/apa yang sedang dilakukan atau alami detik itu. Sehingga mereka yang berada dalam satu ruang obrolan yang sama bisa tahu kapan waktu/momen yang tepat untuk bisa menghubungi atau sekadar say bye sebelum log out. Sesederhana itu. Namun, kompleksnya otak manusia dan banyaknya hasrat serta passion telah membuat medsos ini begitu berwarna. Jadi ajang pamer? Sudah pasti karena hidup kita kalalu lagi bosan gak jauh deh dari pamer. Punya uang kayaknya enak nih beli pizza ukuran large. Tak lupa potret pizza sekeren mungkin, lalu posting. Habis itu dimakanlah pizza dengan nikmat. Kadang gak di medsos pun seseorang mudah saja bercerita kan betapa nikmatnya makan di restoran X, bla…bla…bla..
Ketika medsos jadi empty box yang seseorang isi dengan wajar, maka itu bisa jadi pelepasan emosi/stres yang baik. Namun, jika kehidupan medsosmu ternyata mampu mengambil alih dunia nyatamu, menjadi segalanya di hidupmu dengan segala bentuk pencitraan berlebihan yang kamu suguhkan, maka kamu perlu tarik tuas rem dirimu. Kamu masih bisa menemukannya di balik kejernihan dan kedewasaan berpikirmu.
Lalu, tanda-tanda apa saja yang perlu kita kenali manakala kehidupan medsos kita sudah mengambil alih kehidupan nyata kita?

HANYA SATU TUJUAN
Dari pagi sampai malam, semua yang kamu pikirkan hanya bagaimana caranya mengisi postingan-postingan di medsosmu. Mungkin ada yang menggunakan medsos sebagai sarana menjemput rezeki dengan berjualan, mempromosikan jasa dan barang, dan menjadi terkenal sehingga bisa menghasilkan pundi-pundi uang. Jika kamu berada dalam posisi ini tentu saja kamu akan memikirkan konsep bermedsos kamu. Selama masih dalam batas wajar, kamu tentu akan baik-baik saja manakala terlewat satu hari tanpa postingan apapun. Yang sudah berlebihan jika satu hari terlewat dan kamu belum memposting apapun demi satu tujuan terlampaui hari itu. Kamu pun uring-uringan dan berusaha membuat suatu konten yang mungkin jadi meresahkan banyak pengikut medsosmu.

KETERGANTUNGAN AKUT
Manusia kan memang punya arah sikap untuk memiliki ketergantungan akan sesuatu. Jika sudah teramat dramatis arah sikapnya ini maka bisa menimbulkan ketergantungan akut. Sampai-sampai tiap lima menit sekali kudu post something. Mulai dari sarapan, mencuci peralatan makan, hingga mengabadikan momen meeting proyek rahasia di kantor. Kalau sudah begini, kamu bisa dimasukkan ke dalam kategori freak atau medsos freak yang tak tahu tempat dan kondisi. Sebaiknya mulai rem diri kamu untuk ketergantungan seperti ini. Mungkin bisa dimulai dengan mengasihani baterai hp yang cepat habis karena intensitas pemakaian kamu dalam sehari.

MEREKAM SEGALA SESUATU DI SEKITARMU
Menjadi citizen journalism mungkin dambaan banyak orang. Termasuk kamu. Apalagi kamu punya hp keren yang selalu siap mengabadikan apa saja kejadian di sekitarmu. Akan sangat berbahaya bagi kamu jika setip kejadian kamu rekam lalu kamu posting di medsos. Kesannya kayak bukan citizen journalism lagi lho, tapi apa ya budak gadget? Salah-salah akun kamu nanti akan dilabeli akun pemecah belah masyarakat-lah, akun perusuh, akun pengadu, dan label buruk lainnya. Eh, atau label positif bagi mereka yang berpikiran buruk dan butuh sesuatu seru untuk dibicarakan tapi tidak memikirkan efeknya bagi orang yang mengalaminya (berada dalam video itu, contoh video orang pacaran lagi berantem di pinggir jalan).

MURKA KALAU INTERNET LOADING LAMA
Ini tanda yang paling mudah terlihat. Mereka yang dunia medsosnya mulai mengambil alih dunia nyatanya bisa berubah 1800 manakala menemui loading lambat pada jaringan internetnya. Mereka bisa lho meneror mimin providernya via DM Twitter atau Instagram hingga berujung pada ancaman akan menulis tentang keburukan provider tersebut di media massa.

TAK PERLU DENGAR KATA ORANG
Mungkin orangtua, pasangan, atau bahkan anak kamu sendiri mulai jengah dengan apa yang kamu lakukan di medsos. Adakalanya mereka bicara padamu soal ini. Jika respon kamu adalah super cuek, tak peduli, dan masa bodoh maka fixed kehidupan medsos kamu dah mengambil alih kehidupan nyatamu. Bukankah pasangan dan orang-orang di sekitarmu adalah yang paling peduli padamu saat kamu sakit atau berada dalam titik terendah?

HOW TO CONTROL
Mungkin kamu sudah sampai di titik jenuh dengan semua tentang medsos. Kamu dah merasa kenal betul tanda-tanda di atas ada pada diri kamu dan kamu mau putar balik ke kehidupan normal semula. Yang harus kamu lakukan adalah percaya sama diri kamu sendiri. Malam sebelum tidur coba kamu pandangi wajah-wajah orang terkasih yang berada dalam pelukan. Seberuntung itu kamu masih membersamai mereka. Jika kamu perlu menguatkan rasa syukur kamu nyata adanya, kamu masih bisa kok posting foto kebersamaan kamu dengan keluarga atau orang-orang terkasih. Jangan lupa untuk menjadikan postingan kamu ini hadiah atau contoh nyata bagi para pengikutmu di medsos.
Selanjutnya, kamu bisa terlibat dalam komunitas medsos yang berkiblat pada kebaikan, keindahan jiwa, kejernihan berpikir, atau mingkin hobi positif yang bisa membuat medsos kamu jauh lebih baik. Hal-hal baik memang selalu ‘nagih’ untuk dilakukan, tetapi ada baiknya kamu punya daya untuk tarik tuas rem supaya kamu gak sibuk terus di medsos. Ingat, mereka di sekitarmu butuh kehangatan dari kehadiranmu.

Selasa, 14 Mei 2024

Mengapa Kesepian di Tengah Keramaian?

Suatu hari, saya mendapati obrolan seru di ruang publik tentang kesepian. Ruang publik yang saya maksud media sosial berlatar biru. Obrolan di postingan sebuah akun pribadi ini saya nilai seru karena orang-orang yang terlibat di dalamnya sangat aktif me-reply komentar baru, bahasa yang digunakan seperti bahasa sehari-hari, dan sama sekali tak peduli jika orang-orang terdekatnya di dunia nyata membaca. Awalnya saya tak terlalu tertarik dengan obrolan itu. Saya skip sampai dua kali karena thread selalu berada di postingan teratas HOME saya. Hingga akhirnya, ada sebuah reply yang membuat saya berhenti dan memutuskan untuk melihat isi thread secara keseluruhan.
Kurang lebih kalimatnya berbunyi…
Jangan tlalu dipikirin kalo kamu jomblo, kakak aja nikah masih ngerasa sepi. Nikah gak jamin bikin kamu tentrem ati.
 Wajar sih jika ada komentar seperti ini di postingan tersebut. Lah wong sang pemilik akun itu lagi berkeluh kesah betapa kehidupan pernikahan yang dijalaninya ternyata jauh dari khayalannya sendiri tentang pernikahan. Khayalan yang bercampur dengan keinginan. Sang istri pemilik akun ini saat masih single dan sangat produktif bekerja di sebuah perusahaan dulu itu membayangkan jika ia akan mengalami kehidupan pernikahan yang selalu ramai, tak pernah kecewa, dan tak pernah dilanda rasa kesepian. Nyatanya, meskipun ia mendapatkan suami dengan keluarga besar yang rutin mengadakan pertemuan dwi mingguan untuk bersenang-senang, ia masih saja merasa kesepian. Ia tak mengerti mengapa rasa itu kerap menghantuinya. Padahal ia dan suami berasal dari keluarga dengan level ekonomi setara, memiliki hobi yang tak begitu berbeda jauh, dan bisa saling mengisi satu sama lain. Anehnya, titik rasa sepi selalu datang.
Saya pikir, mungkin itu rasa bosan sesaat karena rutinitas sehari-hari. Tapi, ah… siapa saya meraba kemungkinan seperti itu. Dan bukankah kehidupan pernikahan memang tak pernah bisa diraba oleh siapapun di luar rumahtangga pasangan itu sendiri?
Dan saya menulis ini untuk mengangkat tema kesepian di tengah keramaian ini. Kasus lainnya, pernahkah kamu memperhatikan foto wefie (selfie beramai-ramai) segrup kalian usai makan siang bersama di suatu tempat yang nyaman? Mungkin satu atau dua orang memiliki pandangan mata yang ‘kesepian di tengah keramaian’. Meskipun bibirnya tersenyum dan interaksi kalian sangat bagus. Well, kesepian memang mudah dikenali dalam diri seseorang. Tanpa harus dia mengatakannya.
Lalu, mengapa sih kesepian di tengah keramaian? Ini IMHO lho ya, in my humble opinion. Dari sejauh yang saya pahami. Jadi, kalau ada pendapat yang berbeda ya gpp hehe. Bukan hal yang mesti diperdebatkan dengan sengit. Semua kembali ke diri masing-masing.

It’s Not Your Territory
Bisa jadi kamu merasa kesepian di tengah keramaian karena satu hal ini. This is not my place. This is not where I belong. Ini bukan teritori gue. Hanya saja kamu denial terhadap hal ini sehingga alam bawah sadar kamu menguasainya. Dalam kasus rumah tangga tadi, justru ini tempat dia. Toh dia masih merasa kesepian. Mungkin bukan itu alasan mengapa ia kesepian di tengah keramaian.

Aku Dilanda Kebosanan Akut
Rasa bosan akut bisa saja dialami seseorang. Apakah kamu sedang berada dalam kondisi stabil dalam rutinitas? Apakah kamu sedang kesulitan dalam mengerjakan suatu pekerjaan? Atau apakah kamu sedang tak puas terhadap sesuatu atau banyak hal? Hal ini bisa menyebabkan kebosanan akut. Bahkan untuk hang out keluar bersama teman-teman rasanya berat melangkah. Tapi, mau tidak mau kamu harus pergi. Jadilah foto wefie kamu tampak biasa, namun matamu yang tak biasa. Siapa yang melihatnya tahu kamu kesepian.

Kamu Sedang Tak Butuh Ramai
Seorang penyendiri tak butuh keramaian. Dia hanya butuh berada di tempat sunyi, tempatnya sendiri yang paling nyaman, dan dengan kegiatan tertentu yang ia sukai. Namun, jika kamu bukan penyendiri, kamu tak butuh keramaian karena memang sedang tak ingin. Sesekali mungkin kamu perlu berada di keramaian. Dalam kondisi kesepian di tengah keramaian, mungkin saja kamu memang sedang tak butuh ramai.

Kesepian Datang Tanpa Sebab
Dalam beberapa kasus kesepian, kesepian justru datang dengan sendirinya. Hati seseorang terasa sepi tiba-tiba tanpa pemicu. Sudah melakukan ritual ibadah sekalipun, rasa sepi itu tetap datang. Sudah melakukan hobi yang disukai pun juga sama. Orang-orang sekitar yang berusaha menghibur kamu dengan mengajak keluar pun tak bisa membantu kesepian kamu.

Ada Sesuatu Yang Mengganggu Pikiran
Senyum manis seseorang, nilai ujian yang tak memuaskan, dan gaji yang dipotong bisa saja mengganggu pikiran kamu. Hingga itu merasuk ke jiwa kamu dan kamu sulit menghindarinya. Saat itulah rasa kesepian perlahan menggelayutimu.

Lalu, kapan rasa kesepian itu harus dienyahkan?

Mengganggu Kualitas Tidur Kamu
Saat malam hari adalah saat yang tepat bagi si kesepian untuk tak terpejam. Ada perasaan untuk tidak tidur lebih cepat atau bahkan tidak tidur sama sekali hingga ayam berkokok. Saat itulah kualitas tidur kamu terganggu dan kamu akan mengalami hari siang yang sulit.

Terikat Dengan Sesuatu
Kalau kamu sebentar-sebentar cek hp atau harus membawa kendaraan kamu bahkan hanya untuk membeli sesuatu ke warung, kamu harus waspada akan kesepian akut yang kamu rasakan. Sepertinya kamu tak bisa jauh sebentar saja dengan benda tertentu atau kegiatan tertentu seperti melakukan yoga, pilates, dan bersepeda. Semua dilihat orang berlebihan.

Marah Akan Hal-hal Kecil
Kesepian yang harus segera dienyahkan adalah manakala kamu mencapai tahap dimana kamu marah akan hal-hal kecil. Misalnya, kamu kehilangan satu jepit rambut sementara ada begitu banyak jepit rambut di meja riasmu. Atau kamu marah jika koneksi internet terputus hanya untuk lima detik saja. Saat inilah kamu perlu mewaspadai kesepian yang tengah melanda kamu.
Ketika kamu sampai pada kalimat ini, mungkin kamu berpikir bagaimana cara mengenyahkan kesepian itu. Jika itu yang kamu rasakan, saya punya saran. Satu saja.
Kamu harus percaya pada diri sendiri kamu bisa mengenyahkan kesepian ini. Kamu bersyukur masih diberikan napas hari ini.
Selamat menikmati hari-harimu ke depan. Semoga kamu menemukan apa yang kamu cari. Dan artikel ini kutulis dengan sepenuh hati. Makasih ya dah jadi pembaca tulisan saya kali ini.


With love,
Ulf

Selasa, 06 Juni 2023

Drama Prison Playbook Yang Apaan Sih Koplak Amat

Ini drama apaan sih…di luar nurul #eh nalar…
Pas baca judulnya, aku tuh langsung melipir dulu ke drama lain kayak While You Were Sleeping, Go Back Couple, Because This Is My First Life, sama School 2017. Karena eh karena kupikir ini drama super duper serius tentang kehidupan dalam penjara dengan berbagai intriknya. Lahdalah kok jebulane ini drama komedi super absurd tapi ‘ngena’. Aku tuh akhirnya mutusin nonton nih drama di awal 2023 karena melihat pemberitaan soal Park Hae Soo yang masih harum namanya karena Money Heist Korea masih naik daun. Terus semua film dan drama yang merajai tv dan bioskop mengmuka lagi dong banyak dibahas netizen. Termasuk Prison Playbook ini. Ya sudahlah kutonton aja. Awalnya oh ini tentang Kim Je Hyuk (Park Hae Soo) si pemain baseball terkenal yang dipenjara setelah memukuli intruder yang mau memperkosa adiknya, Kim Je Hee (Lim Hwa Young). Terus drama berlanjut di episode pertama dengan alunan lagu dari Andrea Bocelli Time to Say Goodbye sebagai lagu kebangsaan para penggemar Kim Je Hyuk yang akan berpisah sementara dengan sang atlet. Kupikir aku harus melanjutkan ke episode 2 setelah adegan melewati terowongan menuju penjara. Di dalam mobil itu Kim Je Hyuk bersama pengacaranya yang awet tua (Yoo Jae Myung). Kisah terus berlanjut. Phasingnya menurutku medium. Perpindahan satu scene ke scene lainnya terbilang so so. Tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat dengan alur maju mundur. Kim Je Hyuk sendiri awalnya menempati penjara kecil dengan teman-teman satu sel yang cukup bikin ngelus dada. Di penjara kecil inilah ia dapat teman dekat sekaligus musuh sedikit bebuyutan. Kenapa sedikit bebuyutan karena munculnya lama banget itu musuh dalam satu sel setelah Kim Je Hyuk dipindah ke penjara Seobu dengan kepala penjara yang lumayan kocak Kim Yong Cheol diperankan oleh Ahn Sang Woo.
Anggota dari satu sel ke sel lainnya selalu berubah dengan jarak episode yang tak terlalu dekat. Entah karena narapidana itu berbuat ulah sampai akhirnya dipindahkan ke penjara lain atau kasus hukumnya sudah selesai dan dia bebas. Sebelum satu anggota itu keluar dari drama selalu ada kejadian seru yang membuat kita nih yang nonton sayang buat ngelepasin aktor ini pergi. Jangan lupa juga pacar Kim Jee Hyuk, Kim Ji Ho yang diperankan oleh Krystal Jung. Dia tuh masih muda dan jarak usianya cukup jauh dari Park Hee Soo tapi kok kayak seolah jarak usianya dekat dan oh romantisnya mereka nggemesin deh. Sementara itu, ada Jung Kyung Ho (Lee Jun Ho) yang memerankan sahabat Kim Je Hyuk dari kecil tampak seperti malaikat pelindung Je Hyuk di sini.
Aku tuh masih ga nyangka bisa melihat aktingnya Kang Seung Yoon Winner yang berperan sebagai narapidana Lee Joo Hyung. Aktingnya dia pas adegan dituduh sebagai pencuri dompet itu bikin menguras air mata. Betapa kalau narapidana itu sulit keluar dari asumsi orang-orang kalau ia pasti akan melakukan hal buruk selagi ada kesempatan. Jangan lewatkan juga penampilan nggemes n ngeselin aktor Lee Kyu Hyung yang berperan sebagai pemadat Yoo Han Yang. Dia tuh kayak anjing ama kucing buat Jung Hae In yang berperan sebagai Kapten Yoo Jeong Woo yang masuk penjara karena difitnah. Lee Sang Yi yang berperan sebagai Sersan Oh tetap bebas berkeliaran meskipun semua bukti pembunuhan sudah mengarah kepadanya. Asli di sini Sang Yi bagus banget aktingnya. Jangan lupa juga ada bapak Park Ho San yang memerankan Kang Chul Doo si teknisi cadel setengah wkwkwkw. Dia juga sering gelut sama Han Yang sampe ga masuk akal itu gerakan berantemnya di dalam sel. Terus juga ada aktor Jung Min Sung yang lumayan jadi scene stealer sebagai Go Park Sa dimana dia nuntut ini itu mulu dalam penjara tapi ya bener sih sesuai keadilan. Ini drama bertabur bintang banget kayak Lee Do Hyun sebagai Kim Jee Hyuk remaja, Kim Sung Chul yang sampai episode terakhir ada dan bikin nyesss gitu, Yoom Hye Ran jadi ibunya Han Yang yang ternyata dia ngelaporin anaknya sendiri sebagai pemadat, Jung Woong In sebagai Petugas Paeng yang nyebelin tapi care, dan masih banyak lagi. Seru deh ini drama walaupun aku agak lama euy ngabisin episode demi episode ga kayak nonton Glory 1 dan 2 yang hanya butuh 3 hari nontonnya hehe. Karena ya itu sebetulnya lagi nggak pengen nonton drama setting penjara tapi kok penasaran juga karena kata orang banyak komedinya dan yes yes bener banget koplak abis di sini dan kita bisa lihat sisi lain para penjahat setelah bersentuhan dengan atlet Kim Je Hyuk.
Pokoknya nih drama worth to watch deh dan aku suka banget rapi dibuatnya. Habis nonton ini rencananya aku mau nonton drama jadul lainnya sih kayak Touch (2020), Bubblegum(2015), Deserving of Name (2017), dan masih banyak lagi.

Kamis, 01 Juni 2023

Film 20th Century Girl Yang Bikin Flashback Ke Masa Lalu

 20TH Century Girl

 

source: IG @byeonwooseok 


Relate…relate…relate…

Buat kamu-kamu yang mengalami masa sekolah di tahun 1999 ke tahun 2000 pasti mengalami sebagian hal yang digambarin di film bergenre romance at school ini. Khusus Indonesia kita skip pas bagian study tour terus ada adegan Bora yang diperankan oleh si enerjik Kim Yoo Jung ini mabuk bersama teman-temannya ya.

Aku sih jujurly nggak mengalami masa-masa SMU di rentang tahun itu ya atau tahun 90-an tapi aku menikmati cerita orang-orang dewasa yang sekolah jenjang SMU di tahun 90an itu.


source: IG @byeonwooseok


Ini tuh cerita sederhana yang ngeselin banget endingnya. Tapi…berhubung depannya manis banget sampai ke 90 persen sebelum ending, jadi ya tetap aja berkesan nih film. Jujurly aku mau nonton nih film karena ada Byeon Woo Seok. Justru tahu dia karena nonton Running Man episode 601 pas jadi guest bareng Joo Woo Jae dan Park Kyung Hye (Escape From Mogadishu, Miss Lee). Aku tuh suka banget sama model Joo Woo Jae yang jadi bulan-bulanan para member Running Man di setiap kunjungannya. Eh ini dia bawa rekan model tamvannya si Byeon Woo Seok, tambah habislah dia dibuli karena jauh tampannya dan jauh kerennya dari Byeon Woo Seok. Suka banget ngeliatin attitude babang kelahiran 31 Oktober 1991 ini (aaaaw aku nulis ini pas bday dia huaaa love love). Pas dia dideketin So Min dan tetap cool namun ramah. Matanya berbicara bahwa dia manusia menawan sesungguhnya tanpa berlebihan. 

Dan aku baru tahu dia main di drama-drama hits yang malah nggak aku tonton kayak Record of Youth, Flower Cres: Joseon, Weightlifting Fairy Kim Bok Joo, Search WWW, Moon Lovers: Scarlet  Short long story…nih babang seusia adekku main di film 20th Century Girl…yowis gerceplah nonton di Netflix. 


source: IG @byeonwooseok



Minggu, 27 Oktober 2019

Ketika Teman Masa Kecilmu Pulang ke Ruang Hati Di Dirimu Yang Dewasa #reviewreceh SHE WAS PRETTY





Hwang Jung Eum as Kim Hye Jin, Park Seo Jun as Ji Sung Jun, Choi Siwon as Kim Shin Hyuk, and Go Jun Hee as Min Ha Ri


Anyeonghaseo, yeorebeun…
Assalamu’alaikum. Apa kabarmu hari ini? Semoga sehat semuanya, tetap glowing merona wajahnya, semangat dan tidak kekurangan suatu apapun. Hari ini aku tuh mau nulis #reviewreceh drama Korea favoritku lainnya nih. Aku tahu drama yang tayang di tahun 2015 ini dari adikku yang memang mengoleksi drama-drama Korea di laptopnya. Satu-satunya pemain yang aku tahu tuh hanya Choi Siwon. Aku kenal Siwon justru bukan karena suka Suju. Karena aku suka aktingnya di Oh My Lady.
Pas kutonton kok di episode pertama Siwonnya lama banget nggak muncul. Iya sih dia hanya cameo di sini. Tapi bukan sembarang cameo, cameo yang nggemesin gitu. Siwon tuh baru muncul di menit 47 detik 29 dan langsung bikin pecah telur! Dia bertemu dengan Kim Hye Jin si tokoh utama dengan permen karet sebagai jembatannya. Asli kocak di sini. 




Bayangkan kalau kamu kerja bareng kepala editor secaem ini...

Jadi tuh Siwon yang berperan sebagai Kim Shin Hyuk lagi melempar permen karet putih persegi ke atas. Niatnya sih mau dimakan gaya akrobat gitu. Shin Hyuk dah mangap seksi gitu dengan kepala mendongak ke atas langit. Eh, tuh permen malah jatuh ke tanah. Pas Shin Hyuk mau memungut permen itu, Kim Hye Jin (Hwang Jung Eum) lewat dan kesandung kaki Shin Hyuk. Jatuh tengkurap-lah si Hye Jin ini. Aku tahu banget rasanya jatuh tengkurap. Sakitnya nggak seberapa, tapi malunya itu lho… (pengalaman jatuh tengkurap karena turun dari kereta yang dah jalan di Stasiun Gondangdia, padahal rencana turun di Stasiun Cikini…kelewatan satu stasiun dan baru sadar kelewatan pas dah turun tangga, bergumam kok Cikini catnya tambah mentereng, lalu seorang ibu menyadarkanku sambil menyodorkan sebotol air mineral, “sakit ya dek? Kamu salah stasiun tahu…”).
Kim Hye Jin yang sedang dalam posisi telungkup di atas koin blok depan kantornya ini lalu melihat permen karet putih di depannnya. Ia menyangka kalau giginya patah. Pas Shin Hyuk tanya keadaan dia gimana, eh kok yo malah Hye Jin bicaranya kayak nenek-nenek yang giginya tanggal gitu. Sampai akhirnya dia tahu kalau itu bukan giginya, melainkan permen karet yang hendak dimakan Shin Hyuk. Hye Jin tak mempedulikan Shin Hyuk. Dia bergegas masuk ke kantor tempat dia bekerja di hari pertama ini. Shin Hyuk melihat Hye Jin bak Michael Jackson. Sepatu dan kaos kaki yang dipakai Hye Jin berkarakter banget!
Drama ini ternyata setelah kutelusuri adalah drama reuninya antara Hwang Jung Eum dan Park Seo Jun. Keduanya pernah bermain drama bareng dengan berperan sebagai kakak adik angkat di Kill Me, Heal Me. Itu tuh jadi drama favoritku juga akhirnya karena ada Ji Sung yang aktingnya mumpuni, berkelas, dan jalan ceritanya yang tak biasa. Oke…oke…araseo, kita kan kembali ke drama She Was Pretty lagi…



Judul She Was Pretty ini kurasa pas banget untuk menggambarkan kehidupan seorang Kim Hye Jin yang diperankan oleh si cantik menawan Hwang Jung Eum. Di sini, Jung Eum masih terlihat cantik sih menurutku. Meskipun rambutnya kribo nggak beraturan dengan pipi memerah karena bekas jerawat di kulit wajah yang tak terlalu dirawat ini. Tetapi, Hwang Jung Eum berhasil membiusku manakala dia memerankan tokoh Kim Hye Jin yang dulunya cantik, namun sekarang jadi “antik” karena setelah dewasa, gen ayahnya semakin kuat melekat pada dirinya. Ayahnya itu dulu pengusaha sukses. Pria dengan wajah pas-pasan ini memiliki istri yang luar biasa cantik. Wajah cantik sang istri menurun pada Kim Hye Jin kecil dan kini pada adik perempuan satu-satunya Hye Jin, Jung Da Bin. 

Di drama ini, Jung Da Bin berperan sebagai Kim Hye Jin kecil dan Kim Hye Ri, adik dari Kim Hye Jin. Walaupun sebagai pemeran pendukung, akting Jung Da Bin patit diacungi jempol. Apalagi pas adegan Kim Hye Jin kecil memberikan satu pelantang jemala atau earphone-nya ke telinga Ji Sung Joon kecil yang diperankan oleh aktor cilik bertubuh gempal, Yang Han Yeol. Hal ini dilakukan Hye Jin untuk menenangkan Sung Joon yang  takut akan hujan. 

Episode pertama drama ini diawali dengan Ji Sung Joon yang menemukan potongan puzzle dari masa kecilnya. Ada satu potongan puzzle yang hilang. Puzzle ini bergambar lukisan dengan gadis mengintip pada potongan puzzle yang hilang itu. Kim Hye Jin-lah yang menyimpan potongan puzzle. Sebelum kemblai ke Korea untuk bekerja, Ji Sung Joon sempat mengirimkan email pada Kim Hye Ri jika dia ingin menemui sahabat kecilnya itu saat ia sampai di Korea. Hye Jin yang tidak siap bertemu dengan Ji Sung Joon, langsung meminta Min Ha Ri, yang diperankan oleh Go Joon Hee, untuk menggantikan dirinya. Hye Jin kehilangan kepercayaan dirinya untuk bertemu dengan Sung Joon. Benar saja, sesuai dugaan Sung Joon, Hye Ri yang dahulu cantik dan manis itu ternyata sangat anggun dan menarik saat dewasa. Min Ha Ri berhasil mengelabui Sung Joon. Dia dibantu Hye Ri menjawab pertanyaan Sung Joon di balik panggungnya di sebuah restoran mahal. Ji Sun Joon jatuh hati pada pandangan pertama pada Kim Hye Jin palsu itu. 

 


Selesai dari pertemuan itu, Kim Hye Jin berusaha untuk melupakan Ji Sung Joon yang ternyata sangat keren, slim, dan charming saat dewasa. Berbeda sekali dengan Sung Joon saat masih kecil. Hye Jin lalu melanjutkan hidup dengan bekerja sebagai karyawan di majalah fashion terkemuka di Korea, MOST. 

Karena sebuah kesalahpahaman, Hye Jin akhirnya dipindahkan ke bagian editor junior. Sebelumnya ia hanyalah karyawan magang bagian administrasi. Di divisi baru inilah ia bertemu lagi dengan Kim Shin Hyuk (Choi Siwon) yang ternyata bekerja sebagai editor feature senior. Identitas asli Shin Hyuk terkuak di akhir-akhir episode bahwa dia adalah penulis TEN yang sangat populer di dalam dan di luar negeri. Shin Hyuk yang dari awal bertemu sudah tertarik dengan Hye Jin yang mirip Michael Jackson, mengetahui semua rahasia antara Kim Hye Jin Ji Sung Joon. Akhirnya dia hanyalah tempat untuk Hye Jin bersandar manakala Sung Joon sering kecewa sampai memaki Hye Jin atas hasil kerjanya. 



Semua alur cerita dalam drama MBC yang tayang pada 16 September sampai 11 November 2015 ini sangat menarik. Banyak hal tak terduga yang bikin gemas, galau, dan kesal penontonnya. Apalagi penulis Jo Sung Hee mengakhiri drama ini dengan sweet sekali. Hye Jin yang bisa mewujudkan mimpinya sebagai penulis buku anak dan Sung Joon yang bisa menikahi Hye Jin asli. 

Dari Ibu ini kita belajar banyak kosakata Perancis baru euy...


Drama yang disutradarai Jung Dae Yoon ini juga menampilkan aktris senior Hwang Seok Jeong yang berperan sebagai Kim Ra Ra, direktris kece MOST yang selalu berbahasa asing dengan gaya nyentriknya. 



Drama ini sangat worth-it untuk ditonton. Setelah selesai semua 16 episode kamu nonton, pasti deh kamu senyum-senyum sendiri. Apalagi kalau lihat bawang bombai di kulkas hihi… 



Depok, 28 Oktober 2019
Di tengah mengerjakan novel online dan bersiap mau beberes rumah.  

Senin, 14 Oktober 2019

Review Receh BECAUSE THIS IS MY FIRST LIFE : Pikirkan Berulang Kali Jika Hendak Menjadi Scripwriter





            
               Halo, apa kabar? Assalamu’alaikum yeoreobeun? Semoga kamu dalam keadaan baik, tidak kurang suatu apapun, dan sehat jiwa raga. Di blog kedua bulan Oktober 2019 ini, aku mau sedikit review drama Korea yang jadi favoritku banget nih. Sebenarnya agak kepikiran sih untuk menjadikan blog ini tempat review semua drama Korea yang jadi favoritku dan lagi aku tonton. Tapi, kita lihat aja deh nanti. Biasa deh aku kan suka nggak jelas coz ada aja yang dikerjain sampai ga tengok-tengok ke blog atau media sosial pribadiku. Anyway, yereobeun akun media sosial pribadiku yang sering kutengok tuh ada  https://www.facebook.com/ulfah.khaerani , https://twitter.com/ukhaerani
 , Instagram @ukhaerani dan blog ini. Terus ada akun jualan barang pribadi juga sih yang lagi ditongkrongin banget di Carousell @ulf_stuff. Jadi, mungkin kamu bisa melihat hal sama yang lagi aku bahas di sana.
            Oke, sekarang kembali ke judul awal, rencananya sih bakal jadi tulisan review atau opiniku tentang drama yang diperankan oleh JJ Somin dan Lee Min Ki itu. Semoga aku nggak keluar jalur yah pas lagi nulisnya hihi…
            Dimulai dari episode pertama yang cukup menyentuh, menurutku lho ya, betapa di keluarga Ji Ho (Somin JJ) anak lelaki itu selalu diutamakan. Bayangkan, kamu lagi ulang tahun terus dirayakan bersama keluarga. Yang harusnya tiup lilin itu kamu, eh malah adik kamu yang laki-laki karena keluarga terlalu mengutamakan anak lelaki. Kebayang dong kezelnya kayak apa. Untung aja si Ji Ho masih boleh makan kue ultahnya sendiri. Kalau nggak, pasti Ji Ho dah bawa-bawa koper keluar rumah sejak berusia 10 tahun. Ketika Ji Ho berusia 20 tahun, dia akhirnya bisa meniup lilin ulangtahunnya sendiri. Ada dua sahabat terbaiknya, Ho Rang dan Soo Ji yang merayakan ultahnya dengan cake besar itu. Sebelum meniup lilin. Ji Ho mengucapkan satu wish yang pada akhirnya membawanya ke sejumlah kerumitan hidup. Tapi, in the end, Ji Ho menemukan seseorang yang bisa menjadi pelindungnya. Ji Ho wished
Kabulkan aku jadi penulis hebat.

ndeprok di atas karpet depan tv tuh kebiasaan semua penulis deh, bukan Ji Ho aja


            Dan benar saja, Ji Ho menjadi penulis. Tepatnya, asisten penulis drama atau co writer drama laris yang dia lakoni selama 5 tahun. Ji Ho tinggal di apartemen tim produksinya bersama kepala penulis atau headwriter Jakkanim untuk satu judul drama yang sudak dikerjakan selama 3 bulan lamanya. Ji Ho mengerjakan sub bagian yang cukup banyak di drama itu. Bagi Ji Ho, job desk utamanya adalah ‘menggalang dana’. Dia harus menuliskan kalimat yang berhubungan dengan produk-produk yang sedang diiklankan melalui drama itu. Kamu pasti pernah lihat dong drama kita yang diselipkan iklan makanan atau minuman. Misalnya, pemain utamanya lagi duduk santai, eh tahu-tahu ada istrinya datang bawa camilan crackers yang lagi hits. Nah, kalimat yang diucapkan sang istri berisi kalimat persuasif a.k a bujukan untuk penontonnya supaya tertarik beli produk itu. Begitu tuh kerjaan Ji Ho di tim drama.

Setelah 3 bulan mengerjakan ‘penggalangan dana’, Ji Ho izin pulang ke apartemennya yang ia tempati bersama adik laki-lakinya. Pas hari itu adalah ulangtahunnya ke-30. Betapa terkejutnya Ji Ho saat tahu kalau adiknya sudah menikah selama 4 bulan. Dan sebentar lagi dia akan menjadi seorang tante. Sungguh pekerjaan scriptwriter itu membuat Ji Ho kehilangan momen penting dalam hidupnya. Saat keluar dari apartemen headwriter-nya saja, Ji Ho senang melihat sinar matahari yang menembus kulit tangannya. Kadang, adikku juga bilang aku norak saat aku berjalan keluar rumah bersamanya. Seakan aku belum keluar rumah selama bertahun-tahun. Hehe…karena aku melakoni pekerjaan yang serupa dengan Ji Ho, bedanya aku bisa mengerjakan semua script dari kamar di rumahku sendiri. Semua pekerjaan di-submit via email atau website. 

Konflik pertama yang Ji Ho hadapi adalah adiknya dan istri tinggal di apartemen mereka. Sementara, ayah dan ibunya di kampung halaman. Ji Ho sangat tidak nyaman berada satu atap dengan adik dan adik iparnya. Bagaimana jika mereka melakukan adegan suami istri di depannya? Dan Ji Ho tidak ingin terlihat buruk dengan membiarkan adik iparnya yang hamil mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga. Sementara, Ji Ho juga akan sibuk dengan pekerjaannya (ini tuh bisa jadi konflik banget di kehidupan kita sehari-hari ya? Betapa nyamannya hidup sendiri daripada bersama adik atau kakak yang sudah menikah, sementara kita belum menikah…)

Maka, keluarlah Ji Ho dari apartemennya. Ia mencari kamar sewaan ke segala penjuru Seoul. Ibunya memberi kejutan dengan memberi uang dalam amplop yang terlihat tebal itu. Tak dinyana, jumlah uangnya memang mengejutkan. Masih jauh dari bayangan Ji Ho bahwa ia akan dapat menyewa kamar bagus dengan uang itu. Akhirnya, Ho Rang memberinya solusi. Sangat menggiurkan bisa mendapatkan kamar bagus dengan harga rendah (dan hanya perlu menjaga kebersihan) di apartemen mahal milik seorang kenalan pacar Ho Rang. Oh iya, Ho Rang ini punya beban sendiri yaitu ia yang sudah berpacaran dengan Woo Seok (Kim Min Seok ini ya aktor yang bersemangat banget dan anak rumahan dilihat dari acara ragam IT’S DANGEROUS OUTSIDE THE BLANKET) selama lebih dari 5 tahun ini tak kunjung dilamar. Bagi seorang wanita, ada masanya ia sangat ranum dan itu adalah momen terbaik dalam hidupnya. Maka, menikahlah pada saat itu. Tapi, Woo Seok belum punya pekerjaan tetap yang bisa diandalkan penghasilannya tiap bulan. Jadilah mereka ribut setiap saat. Sampai ada tragedi sofa pink lembut itu…Pokoknya harus segera nonton deh. 

Rumah atap Ho Rang Woo Seok yang juga basecamp kumpulnya Ji Ho bareng sahabat.


Lalu, Ji Ho sudah pindah ke rumah Nam Se Hee (Lee Min Ki). Keduanya berpikir mereka memiliki jenis kelamin yang sama. Dilihat dari nama dan profil akun media sosialnya. Ji Ho menyangka Se Hee perempuan femme fatale yang sukses di karir IT-nya. See Hee menyangka Ji Ho laki-laki penyuka bola yang suka kebersihan. Poin Ji Ho sebagai penyewa pun tinggi di mata Se Hee. Se Hee ini sangat logis. Dia memberi rating semua penyewa kamar di apartemennya berdasarkan kebersihan dan penjagaan tata tertib. Dan Ji Ho adalah penyewa dengan rating tertinggi. Hingga suatu hari, keduanya akhirnya tahu bahwa mereka beda jenis. Heboh. Hanya sesaat saja. Hingga akhirnya keduanya memutuskan menikah di atas kontrak 2 tahun dengan alasan kuat masing-masing. 

Di drama ini tuh ada cameo kucingnya lho...pihak ketiga yang jadi saksi hidup kalau Ji Ho dan Se Hee lagi berduaan.


Ji Ho sangat membutuhkan kamar nyaman di rumah Se Hee. Dan dia juga tidak bisa menemukan kamar murah senyaman itu. Sementara itu, Se Hee sangat butuh menikah supaya ibunya tidak diceraikan ayahnya. Dan Se Hee juga bisa melunasi cicilan pembelian apartemen dari ayahnya jika menikah. Kalian pasti sudah bisa menduga jika menikah kontrak ini akan ketahuan lambat laun dengan cara yang tidak biasa. Satu yang paling greget adalah ketika Soo Ji, sahabat Ji Ho yang merupakan femme fatale yang suka bersenang-senang dengan banyak pria, menemukan kontrak nikah keduanya. Soo Ji saat itu sedang menjalin hubungan asmara dengan bos Se Hee. Oh iya, ada satu pemanis di drama ini yaitu si pemilik cacat menawan alias lesung pipi, Kim Min Gyu. Kim Min Gyu berperan sebagai Yeon Bok Nam, anak pemilik kafe tempat Ji Ho bekerja setelah ia memutuskan tidak ingin menulis skenario drama tv lagi. Seru banget pertemuan Ji Ho dengan pria yang seumuran adiknya ini. Cute cute gimana gitu…

Gimana nggak meleleh hati noona dideketin kamu, dek?


Terus keputusan Ji Ho untuk berhenti menulis bukan tanpa alasan. Dia tuh hampir diperkosa oleh sutradara muda yang menghampirinya di studia tempat Ji Ho tidur sementara setelah keluar dari apartemen Se Hee. Ji Ho kabur dari studio out dengan berjalan kaki menggunakan slipper dan baju tidur. Untung dia sempat bawa hp. Dia kaget ternyata bisa berjalan sejauh itu hingga sampai di rumah Se Hee. Rumah yang ia merasa nyaman di dalamnya. 

Omu rice buatan Nam Se Hee buat Ji Ho


Kalau dari pengalamanku selama menulis skenario drama tv, ada sejumlah alasan mengapa seorang penulis bisa memutuskan hiatus atau berhenti sebentar tidak menulis dan bahkan tidak akan menulis selamanya. Mereka tuh mungkin mengalami hal seperti yang Ji Ho alami. Namun, kebanyakan ada pula yang mengalami hal-hal seperti di bawah ini. Beberapa diantaranya juga ada yang kualami sih.
*      Penulis lelah karena rating tak kunjung naik dan produser sudah semakin menekan mereka. Akhirnya kepala penulis memutuskan pasrah dengan keadaan. Entah dia diganti dengan penulis lain atau dia mengundurkan diri. Yang lebih sering sih dramanya ‘bungkus’. Hingga akhirnya keinginan untuk lanjut menulis memudar.
*      Penulis, terlebih co writer sering mendapat bully-an dari kepala penulis atau tim produksi lainnya. Kata-kata seperti DASAR PENULIS PEMALAS! AN**NG! dan aneka panggilan kebun binatang sering dilontarkan ke penulis ini di depan forum. Ada yang kebal. Tapi banyak pula yang merana. Dia pun memutuskan selesai dari tim ini.
*      Penulis tak kunjung mendapat jawaban dari ide atau sinopsis global yang ia kirimkan ke PH atau dititip ke penulis senior. Seperti yang kita tahu, terkadang no answer is also the answer, kan?
*      Buat sejumlah penulis, lingkungan basecamp bisa jadi bahan pertimbangan dia berhenti menulis. Entah karena terlalu terpapar asap rokok berkepanjangan atau tempat ostirahat yang tidak kondusif. Sementara, mereka tidak mendapat izin untuk mengerjakan PR di rumah sendiri. Secara jaringan internet tidak bisa disandarkan saat tim produksi butuh cepat naskahnya.
*      Sikut-sikutan everywhere. Biasanya untuk mempertahankan eksistensi, mereka yang tak punya ide segar nan keren dan kurang iman akan melakukan sikut-sikutan ini. Bisa dari menyebar fitnah atau menjadikan buruk orang yang hendak disingkirkan di hadapan orang lain.
*      Depresi. Penulis depresi biasanya akan terlihat dari tulisannya yang monoton atau flat saja. Dan kamu akan sulit melihat di wajahnya. Kalau sudah begini lebih baik penulis diliburkan sementara. Namun, biasanya akan sulit untuk kembali lagi ke produksi usai pengobatan. Hingga akhirnya ia memutuskan berhenti menulis.
*      Faktor orang-orang terdekat. Penulis biasanya berhenti karena diminta oleh orang-orang terdekatnya seperti suami, istri, orangtua, dan sahabat yang care. Mungkin mereka melihat sang penulis merana selama mengerjakan proyek. Mereka khawatir dia akan sakit fisik, dan lain-lain.  
Dan masih banyak lagi. Itulah mengapa kalau kamu memutuskan mau jadi scripwriter, siapkan mental dan spiritual kamu juga selain fisik, ide segar, dan kehadiran kamu. Menulis skenario drama tv, apalagi stripping tak semudah yang kalian bayangkan, yeoreobeun…
Oh iya, Ji Ho bagaimanapun akhirnya menikah sungguhan dengaSe Hee. Dan dia sangat senang jika Se Hee sudah bilang “uri…” atau “uri jib…” yang berarti “kita, rumah kita”. Ji Ho merasa buncah hatinya memiliki rumah sendiri dengan orang yang ia sayangi. Dia sempat iri tuh dengan keong yang tidak akan pernah kehilangan rumahnya. 


Saran Ulf, kamu kudu nonton drama ini. Lucu, menghibur, dan menyentuh. Apalagi pas adegan Ji Ho hendak menikah dengan Se Hee. Ibu Ji Ho bicara khusus pada Se Hee untuk tidak pernah menghentikan Ji Ho mengejar mimpinya sebagai penulis. Hiks hiks…
Last but not least, adek Ulf tuh pas kasih tahu drama ini di awal tahun 2018 bilang kalau Ji Ho itu mirip Ulf pas lagi nulis. Kadang sambil ngelaptop, melipir dulu ngosek wc atau cuci piring. Lebih sering ya bicara sendiri.

06.25 WIB
Sambil nonton Chibi Maruko Chan